Tantangan Kurikulum Berbasis Kompetensi di Indonesia
Tantangan kurikulum berbasis kompetensi di Indonesia menjadi perbincangan hangat di kalangan pendidik dan masyarakat. Konsep kurikulum berbasis kompetensi sendiri sebenarnya sudah diperkenalkan sejak lama, namun implementasinya masih menghadapi berbagai kendala.
Menurut Dr. Muhadjir Effendy, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tantangan terbesar dalam menerapkan kurikulum berbasis kompetensi adalah adanya resistensi dari guru dan sekolah. “Sudah saatnya kita semua memahami bahwa kurikulum berbasis kompetensi adalah langkah maju dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia,” ujar beliau.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Jurnal Pendidikan, Dr. Anis Baswedan, seorang pakar pendidikan, menyebutkan bahwa salah satu tantangan utama dalam melaksanakan kurikulum berbasis kompetensi adalah kurangnya pelatihan bagi guru-guru. “Guru-guru perlu mendapatkan pelatihan yang memadai agar mampu mengimplementasikan kurikulum berbasis kompetensi dengan baik,” kata Dr. Anis.
Dalam konteks ini, Dr. Ferry Ahmad, seorang dosen pendidikan, menambahkan bahwa kurikulum berbasis kompetensi juga memerlukan dukungan infrastruktur yang memadai. “Kurikulum berbasis kompetensi membutuhkan pendekatan pembelajaran yang berbeda dan hal ini tidak akan terwujud tanpa adanya fasilitas dan sarana yang memadai di sekolah-sekolah,” ujarnya.
Meskipun menghadapi sejumlah tantangan, implementasi kurikulum berbasis kompetensi di Indonesia tetap menjadi prioritas pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di tanah air. Diperlukan kerjasama antara pemerintah, guru, dan masyarakat untuk menjembatani kesenjangan yang ada dan mewujudkan tujuan pendidikan yang lebih baik bagi generasi masa depan.